Bahan Jaringan Distribusi Listrik Bagi SMK Kelas X Bagian 2

Bahan Jaringan Distribusi Listrik Bagi SMK Kelas X
Jaringan Distribusi Listrik Bagi SMK Kelas X 

Pendahuluan Bahan Jaringan Distribusi Listrik Bagi SMK Kelas X telah kita bahas pada sesion sebelumnya postingan Bahan Jaringan Distribusi Listrik Bagi SMK Kelas X.

A. Pengertian Sistem Distribusi Listrik

Daya listrik yang sangat besar harus dikirimkan ke pusat-pusat beban. Untuk itulah di bangun saluran atau jaringan distribusi lengkap dengan pengaman dan pelindungnya. 


B. Sistem Distribusi Listrik ada 3 bagian yaitu:

Sistem Distribusi di Eropa

Sistem distribusi Eropa memiliki banyak kesamaan dengan sistem distribusi Indonesia seperti berbagai hal-hal berikut.
  1. Tegangan Rendah(V): 125,220,380 dan 500.
  2. Tegangan Menengah(KV): 3,5,6,10,15,20,25 dan 30.
  3. Frekuensi yang dipakai 50Hz.
  4. Konstruksi dan bentuk sambungannya: a) Jaringan distribusi primer (jaringan tegangan menengah) memakai jaringan 3 fasa 3 kawat. b) Jaringan distribusi sekunder (jaringan tegangan rendah) memakai 3 jaringan fasa 4 kawat. c) Di kota-kota, jaringan distribusi primer konstruksinya dengan sistem radial dengan jaringan distribusi sekunder konstruksinya dengan sistem net dengan 2 transformator atau lebih. d) Di pedesaan (Jaringan distribusi primer konstruksinya dengan sistem radial atau tertutup, masing-masing rumah (konsumen) di suplai oleh jaringan distribusi konstruksi sekunder melalui sambungan pelayanan).
  5. Penghantar, penghantar yang umumnya di pakai adalah tembaga dan aluminium baik yang berisolasi maupun tidak. Kawat baja di gunakan untuk tulang kawat aluminium, seperti kabel ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) di Eropa disebut SCAC (Steel Coder Aluminium Conductor).

Sistem Distribusi Listrik di Amerika yaitu:

  1. Sistem tegangan rendah sekunder (V) 120, 120/240, 208/120*, 240/120*, 240,480/277*, 480*, 660.
  2. Sistem tegangan primer (V): 2400,4160 Y/2400, 4160*, 800, 6900, 8320, Y/4800, 1200, Y/6930, 12470, Y/7200*, 3200, Y/7620*, 1380, Y/13200, 300, 24940 Y/14400*, 34500 Y/19920*, 33500.
  3. Frekuensi umumnya menggunakan 60 Hz, meskipun ada juga beberapa perusahaan yang menggunakan  frekuensi 50 Hz.
  4. Konstruksi dan bentuk sambungan : a) sistem distribusi tenaga listriknya dimulai dengan sistem subtransmisi dengan tegangan antara 13-66 KV yang menghubungkan sistem transmisi dengan sistem distribusi. b) jaringan distribusi primer dengan fasa tunggal biasanya dengan 2 kawat (fasa ke netral) dan fasa 3 dengan 4 kawat. c) jaringan distribusi sekunder fasa tunggal dengan 3 kawat dan 2 kawat, sedangkan jaringan fasa 3 dengan 4 kawat. d) untuk dearah pedesaan biasa, jaringan distribusi primer dan sekunder menggunakan sistem radial.
  5. Penghantar. Penghantar yang umumnya dipakai adalah tembaga,aluminium, dan ACSR. Ukuran penghatar memakai standar AWG (American Wire Gouge) dan CM (Circular Mill). Ukuran yang biasa di pakai untuk jaringan primer saluran udara adalah ACSR nomor 4 dan nomor 2 untuk feeder (saluran input) dengan ukuran yang lebih besar.

Sistem Distribusi di Indonesia

Sistem distribusi daya listrik Indonesia dimulai sisi sekunder. Dari transformator daya pada Gardu Induk (GI) 159/20 KV, bila jarak pusat beban dengan GI relatif dekat. Jika GI ke pusat beban cukup jauh, maka diperlukan sarana hubung, yaitu Gardu Hubung (GH) di GH ini terdapat transformator daya penurun tegangan 70/20 KV. Dari sinilah jaringan distribusi primer pada tegangan nominal 20 KV antar fasa di mulai:

1. Tegangan dan frekuensi yang di pakai.
Berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Tenaga dan Listrik No.08/K/1970, ditetapkan standarisasi tegangan distribusi primer.
Tegangan distribusi sekunder menurut keputusan Dirjen Gatrik No.09/k/1970.
a) Tegangan nominal untuk instalasi distribusi sekunder sistem 1 fasa: 229 V.
b) Tegangan nominal instalasi distribusi sekunder 3 fasa 2 kawat: 220/380 V.

2. Konstruksi pemasangan jaringan distribusi
Pada dasarnya ada dua macam sistem saluran yaitu sistem saluran udara dan sistem saluran bawah tanah.

Contoh sistem saluran udara:

1) Saluran udara mudah di pindah-pindahkan, artinya bersifat fleksibel.
2) Dengan saluran udara lebih praktis dan ekonomis untuk pemasangan saluran pelayanan ke rumah-rumah tinggal biasa.

Contoh sistem saluran bawah tanah:

1) Saluran bawah tanah lebih bersifat permanen.
2) Saluran bawah tanah lebih sesuai untuk pemasangan saluran pelayanan ke rumah/gedung bertingkat.

C. Bentuk Sambungan Sistem Distribusi Listrik


Sistem tenaga listrik Indonesia yaitu titik netral pada pembangkit tenaga listrik arus putar di pusat pembangkit di hubungkan ke tanah (bumi).
Ini merupakan langkah efisiensi pada pembangunan saluran tegangan tinggi (30 150 KV).
Macam bentuk sambungannya adalah:
1) Jaringan distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan menengah (29 KV) 3 fasa 3 kawat.
2) Jaringan distribusi sekunder 3 fasa 4 kawat.
3) Di daerah pedesaan jaringannya adalah yang menggunakan sistem 1 fasa 1 kawat untuk jaringan distribusi primer dan 1 fasa 2 kawat untuk jaringan distribusi sekunder. Jaringan ini lebih banyak di gunakan untuk instalasi penerangan dan keperluan industri rumah tangga.

DISTRIBUSI DAYA LISTRIK
2. Sistem distribusi Amerika